Penulis: Wahyubinatara Fernandez (Staff Divisi Kampanye RMI)
Pengelolaan hutan adat oleh kelompok pemuda adat Kasepuhan Karang mulai memasuki babak baru. Sebagai salah satu bagian dari Festival Hutan Adat pertama yang dilaksanakan di Kasepuhan karang, Desa Jagaraksa, ditawarkan juga paket wisata open trip dan glamping (glamour camping) yang menyasar masyarakat urban perkotaan dan diadakan Jumat hingga Minggu, 15 – 17 Desember 2017. Sebanyak 17 peserta perempuan, laki-laki dan anak-anak dari berbagai kalangan menjadi kelompok pertama yang berkesempatan mengikuti paket wisata dua hari ini.
Para peserta diajak melihat proses pembuatan Gula Aren dan berkunjung ke rumah gede (kediaman) Olot (tetua adat) Kasepuhan Karang, Abah Icong, pada hari pertama. Proses panjang pembuatan Gula Aren dan produk-produk antaranya seperti Air Nira dan Aren Ngora (Sirup Aren) menjadi atraksi utama di perjalanan hari pertama yang dipandu oleh Abah Karta dan Mak Umi. Mereka berdua adalah satu dari dua keluarga di Kasepuhan Karang yang masih setia memproduksi Gula Aren. Setelahnya, pada kesempatan berbincang dengan Abah Icong, para peserta mendapat banyak informasi mengenai kehidupan seorang Olot, perannya dalam masyarakat Kasepuhan, tradisi bertani masyarakat Kasepuhan, serta makna hutan adat bagi mereka.
Pada hari kedua, sebagian kecil peserta terpaksa pulang dikarenakan cuaca di hari pertama yang membuat perjalanan cukup melelahkan serta kekhawatiran akan kondisi kesehatan pribadi mereka. Peserta yang masih tersisa meneruskan kegiatan dengan perjalanan ke wilayah hutan adat, sawah dan perkebunan masyarakat Kasepuhan, dan berakhir di Curug Karimuay. Di samping hujan yang mengguyur lebat ketika sampai ke Curug Karimuay, kesigapan para pemuda Kasepuhan yang menjadi pemandu perjalanan ini berhasil menyampaikan para peserta kembali dengan selamat dan memberikan pengalaman baru yang menarik sebagai buah tangan mereka.
Paket wisata hutan adat ini, diproyeksikan menjadi produk unggulan yang ditawarkan di kawasan wisata Pesona Maranti yang diresmikan bersamaan dengan pembukaan Festival Hutan Adat pada Sabtu, 16 Desember 2017 oleh Bupati Lebak Hj. Iti Octavia Jayabaya, S.E., M.M.. Kawasan wisata Pesona Maranti sendiri merupakan usaha yang dikelola kelompok pemuda Kasepuhan Karang setelah hak kelola atas hutan adat mereka diakui setahun silam, tepatnya melalui Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada 30 Desember 2016. Melalui kawasan wisata ini, regenerasi pengelolaan hutan adat hendak diupayakan untuk keberlanjutannya di tangan generasi muda Kasepuhan Karang dan diharapkan dapat menjadi penunjuang bahkan sumber kesejahteraan mereka di masa yang akan datang.
Tidak hanya keindahan dan kelestarian alam yang ditawarkan di dalamnya, melainkan juga nilai-nilai budaya Kasepuhan yang menjadi dasar pengakuan masyarakat Kasepuhan Karang sebagai subjek hukum (Masyarakat Hukum Adat) yang akhirnya membawa kepada pengakuan atas hutan adat mereka. Nilai-nilai budaya ini pula lah yang akan terus menjamin kelestarian hutan adat; sehingga dengan mengemasnya ke dalam paket wisata, proses pelestarian nilai-nilai tersebut diharapkan terjadi secara alami. Karena itu, paket wisata yang menyasar kalangan urban ini selain menjadi destinasi wisata, juga merupakan upaya mengkomunikasikan pentingnya tanah (dalam hal ini kawasan hutan adat) dan budaya pengelolaannya bagi masyarakat Kasepuhan Karang.
Selain paket wisata open trip dan glamping (glamour camping) di Kasepuhan Karang, RMI (Kedai Halimun) juga membuat paket wisata lainnya yang bekerjasama dengan pemuda-pemuda lokal.Informasi lebih lanjut Kedai Halimun: http://kedaihalimun.co.id/, Telefon: Siti Nursolihat: 085779343200