Penulis: Meilinda Amin (Ketua Relawan4life)
Editor: Novytya A (Staff Knowledge Mangament RMI)
R4L (Relawan4Life) ikut berpartisipasi dalam upaya menghidupkan kembali ragam edukasi tradisional Kasepuhan dalam perlombaan di Festival Hutan Adat yang diselenggarakan di Cepak Situ, Kasepuhan Karang,Lebak dengan meramaikan acara, Minggu (17/12).
R4L merupakan komunitas anak muda yang berfokus pada kegiatan mengenai isu lingkungan dan pendidikan. Melalui dukungan program kampanye Our River Our Life, mereka bergabung untuk memeriahkan acara Festival Hutan Adat di hari kedua. Perlombaan pendidikan dan permainan tradisional mereka rancang untuk mensuksekan acara tersebut. Beberapa perlombaan tersebut ialah untuk anak-anak dari tingkat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga SMP (Sekolah Menengah Pertama) serta masyarakat setempat.
Beberapa perlombaan berdasarkan kategori tersebut ialah (a). PAUD: lomba mewarnai; (b) Sekolah Dasar: hafalan doa-doa pendek, hafalah surat pendek dan menggambar; (c) SMP/MTs: seni kaligrafi; (d) Kelompok Perempuan dan anak Desa Jagaraksa: lomba qasidah dan berbagai lomba permainan tradisional.
Ketua Relawan4Life, Melinda mengatakan bahwa antusiasme tinggi tidak hanya muncul dari para peserta lomba, namun juga dari beberapa warga yang turut serta menyaksikan perlombaan tersebut.
“Merasa senang bisa membuat kegiatan bersama Masyarakat Kasepuhan Karang karena melihat antusiasme mereka sebelum acara dimulai mereka sudah berbondong-bondong datang duluan ke Cepak Situ. Berharap semoga kegiatan ini dapat menjadi tempat belajar dan memberikan manfaat bagi anak-anak dan masyarakat Kasepuhan Karang,” kata Meilinda atau yang akrab disapa Mei.
Lomba pertama dalam acara ini ialah mewarnai yang diikuti 40 perserta dari 4 Paud yang ada di Desa Jagaraksa. Lomba mewarnai bertujuan untuk mengasah kreatifitas anak-anak sejak dini, memberikan ruang bagi peserta berimajinasi sesuai dengan ide-ide kreativitas mereka. Pada waktu yang bersamaan terdapat juga lomba hafalan doa dan surat pendek Al-Qur’an yang diikuti oleh peserta Paud dan Sekolah Dasar.
Perlombaan selanjutnya ialah menggambar dengan tema “Alam” yang diikuti 20 siswa/siswi tingkatan Sekolah Dasar. Tujuan dari perlombaan ini ialah supaya anak-anak bebas menyalurkan kreatifitas mereka melalui gambar tentang potensi keindahan alam sekitar tempat mereka tinggal.
Perlombaan seni kaligrafi yang diikuti oleh peserta MTs. Diharapkan dari perlomban ini peserta dapat menyalurkan kreatifitas mereka juga sekaligus menambah pemahaman tentang Al Quran melalui seni tulisan.
Selain itu, perlomba yang tidak kalah serunya ialah lomba qasidah yang diikuti oleh Perempuan Desa Jagaraksa. Salah satu peserta qasidah mengatakan bahwa mereka membawakan lagu yang judul “Desaku”, dengan lirik lagu yang menggambarkan tentang keindahan alam sekitar dan mengandung pesan untuk menjaga keindahan alam tersebut.
Perlombaan yang terakhir ialah permainan tradisional berupa lomba bakiak dan egrang batok. Serta dalam waktu yang bersamaan dilaksanakan workshop permainan tradisional seperti; congklak, wayang singkong, telepon kaleng, dan dogeng yang dibawakan oleh Heru Permadi dari Jakarta.
Di akhir acara, panitia mengumumkan pemenang perlombaan dengan memberikan hadiah berupa alat-alat kebutuhan sekolah, seperti buku, pensil, bulpen dan tas.
Salah satu peserta mengambar, Rista (9), mengatakan bahwa dia sangat senang bisa mengikuti acara ini, meskipun dia tidak menjadi pemenang lomba tapi melalui acara ini ia bisa berkumpul dan berkenalan dengan teman-teman dari sekolah lain.