Bu Tati dan Bu Njun dari Kasepuhan Cirompang mulai membuat jamu atau biasa disebut dengan wejek (sunda) sejak usia muda. Jamu/wejek adalah minuman obat tradisonal yang terbuat dari bahan – bahan alami atau bagian dari tetumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, dan buah. Pengetahuan lokal terkait tanaman/tumbuhan obat diteruskan secara turun temurun dari para orang tua kepada anak – anak perempuannya. Di kasepuhan Cirompang, sebagian besar perempuan yang melahirkan akan meminum jamu untuk mempercepat masa pemulihannya, itu sebabnya pengetahuan terkait tanaman obat harus diturunkan sehingga masih terjaga sampai sekarang.
“Jamu biasanya terdiri dari puluhan rupa tumbuhan, ada yang 60, 40, atau 20 jenis rupa” terang Bu Tati. Diantaranya adalah Kunyit/Koneng kecil, Jahe Merah, Kumis Kucing, Daun Sirih, Akar Kawung, Akar Pinang, Jukut Bau, Capee, Kencur, Lempuyangan, Pohon Cecenet/Ciplukan, Daun Pepaya, Sirsak, Belimbing, Akar Aren, Akar Kelapa, Daun Rane, Daun Jawer Kotok/ayam, Akar Salak, Akar Pinang, Akar Alang – alang/erih, Pala, Jinten, Kunir, Konengtingang, Pohon Randu, Daun Sirih, Panglay, Temulawak/Koneng Gede, Temu kunci dan lain – lain.
Untuk mendapatkan bahan – bahan jamu/wejek, biasaya para perempuan akan bersama – sama pergi ke dalam hutan dan mengumpulkan daun – daunan/tumbuhan sesuai dengan kebutuhan. Untuk mendapatkannya tidak mudah karena jumlah tumbuhan yang sedikit atau letaknya yang jauh ke dalam hutan. Dalam pembuatan jamu, jumlah atau jenis tumbuhan biasanya disesuaikan dengan penggunaannya karena ada beberapa tanaman yang kegunaannya bersifat khusus misalnya pohon randu yang digunakan sebagai obat tetes mata, panglay untuk meredakan pendarahan/mengeringkan rahim pasca melahirkan, atau temu kunci yang dapat digunakan sebagai pengganti KB yang hanya boleh digunakan ketika sudah tidak ingin melahirkan.
Cara pembuatan jamu sangat sederhana, Bahan – bahan/tumbuhan jamu yang sudah dicuci bersih, diiris tipis – tipis lalu dijemur sampai kering, disangrai kemudian ditumbuk sampai halus. Ayak dan serbuk hasil ayakan tersebut telah dapat diseduh dengan air panas. Manfaat jamu/wejek sangat beragam bukan hanya untuk pemulihan pasca melahirkan, jamu/wejek juga dapat digunakan sebagai penjaga daya tahan tubuh, sakit pinggang, pegal – pegal, dan banyak manfaat lainnya.
Pada masyarakat desa/adat, sosok yang paling lekat dengan pengetahuan lokal terkait obat – obatan alami adalah Paraji, orang yang membantu melahirkan yang biasa disebut juga dengan dukun beranak. Paraji memiliki pengetahuan tersendiri terkait proses dan obat – obatan herbal (biasa dedaunan) yang digunakan dalam proses kelahiran. Meskipun sekarang peranan paraji sudah mulai tergantikan oleh dokter dan bidan begitupun dengan obat – obatan yang digunakan yang cenderung menggunakan obat – obatan kimia oleh bidan/dokter.
Sebagai upaya untuk melestarikan pengetahuan lokal terkait obat – obatan alami, Kelompok Perempuan Tani Mandiri Cirompang mulai mengumpulkan, menanam dan memproduksi jamu secara bersama – sama. Yang nantinya akan dipasarkan bekerjasama dengan RMI melalui program pemberdayaan ekonomi Peduli. (Penulis ; Reni Andriani)