Search

Kabar Terbaru

Perempuan Kasepuhan Pasir Eurih Berlatih Pertanian Organik

Berupaya memaksimalkan pengelolan potensi Sumber Daya Alam (SDA) lokal secara berkelanjutan di Kasepuhan Pasir Eurih, Rimbawan Muda Indonesia (RMI) melaksanakan pelatihan pertanian organik bagi para Perempuan dari 3 kampung di Desa Sindanglaya Lebak, Banten. Dengan demikian warga Kasepuhan dapat memproduksi  kebutuhannya sendiri dan mengurangi ketergantungan pasokan sayur-sayuran dari luar desa.

Demikian ditegaskan Sekretaris Desa Sindanglaya, Jajuli, saat membuka acara Pelatihan Budidaya Sayur Organik, di kantor Desa Sindanglaya, Kamis (27/7).

“Melalui pelatihan ini para peserta diharapkan bisa belajar bersama bagaimana caranya menanam sayuran sendiri. Supaya warga kita tidak kesusahan mencari cabai, dan tidak perlu menunggu dulu tukang sayur dari luar datang ke Pasir Eurih.  Setelah pelatihan ini dan melakukan pengelolaan lahan yang baik, kami berharap desa kita bisa menjadi pemasok bagi para tukang sayur tersebut,” kata Jajuli.

(Foto pelatihan pembuatan pupuk organik: Dokumentasi RMI 2017)
(Foto pelatihan pembuatan pupuk organik: Dokumentasi RMI 2017)

Hadir dalam pelatihan tersebut 38 perempuan yang berasal dari 3 kampung dalam wilayah administrarif Desa Sindanglaya, yaitu Kampung Cibeas, Kampung Babakan Posek, Kampung Kasepuhan Pasir Eurih. Saat pelatihan tersebut RMI sengaja menghadirkan salah satu pakar pertanian organik, Candra Kirana yang juga Asesor Kompetensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).  Candra menyampaikan materi mengenai teknik pengolahan lahan, teknik penyemaian, pembuatan pupuk dan pestisida organik. Kepada peserta dia menerangkan berbagai seluk beluk pertanian organik. Menurut dia pertanian organik bukanlah ilmu yang statik, namun dapat dikembangkan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan lokal warga setempat.

(Foto praktek pembuatan pupuk organik: Dokumentasi RMI 2017
(Foto praktek pembuatan pupuk organik: Dokumentasi RMI 2017

“Pertanian organik itu bukanlah ilmu yang jadul (jaman dulu-red) tetapi sebuah pengetahuan yang terus berkembang mengikuti jaman,” kata Candra Kirana yang akrab disapa Jubir.

Salah satu peserta pelatihan, Juheti (33) mengaku beruntung sekali bisa mengikuti kegiatan itu, karena kini dia baru mengetahui bahwa proses pembuatan pupuk organik cukup mudah dilakukan. Kini dia mengetahui kalau pupuk urea yang dibuat pabrik dan dijual dipasar, ternyata bisa digantikan dengan bahan-bahan organik yang kaya akan nitrogen, seperti kotoran ayam dan kotoran bebek.

“Saya akan mempraktiknya untuk mengoptimalkan produksi kebun sayur yang sudah saya kelola selama ini,” kata Juheti yang juga anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Kampung Kasepuhan Pasir Eurih.

(Foto pelatihan pengelolahan lahan: Dokumen RMI 2017)
(Foto pelatihan pengelolahan lahan: Dokumen RMI 2017)

Peserta pelatihan lainnya, Wawat Suniawati (26), mengatakan bahwa jika para peserta sudah melaksanakan pertanian organik ini, maka dia yakin bahwa ibu-ibu di Kasepuhan Pasir Eurih secara perlahan-lahan bisa mengurangi ketergantungan pasokan sayuran dari luar desa, khususnya  ketika warga melaksanakan perayaan  Seren taun (sedekah bumi) yang membutuhkan pasokan sayuran yang tidak sedikit.

Koordinator Pengorganisasian Masyarakat RMI, Fahmi Rahman,  mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan respon dari insiatif perempuan kasepuhan yang sangat tertarik mengembangkan pertanian organik.

“Kami sangat senang melihat antusiasme perempuan Kasepuhan selama pelatihan. Mereka selalu datang tepat waktu, aktif bertanya, dan bercerita tentang kegiatan pertanian yang sudah mereka lakukan. Semoga paska pelatihan, dapat memperkuat SDA lokal mereka” pungkas Fahmi.

***

Penulis: Novytya Ariyanti

(Staf Divisi Pengelolaan Pengetahuan RMI)

 

Recent News

Foto Artikel  (15)
Menguatkan Inisiatif: Langkah Lanjutan Mendorong Pendidikan Kritis Kontekstual pada Generasi Muda
WhatsApp Image 2024-10-08 at 20.21
Semiloka “Hutan adat untuk Kesejahteraan Lahir batin Masyarakat Adat”
SAMPUL DEPAN BUKU KAMPUNG KATONG
Kampung Katong
unnamed
Melanjutkan Aksi: Memperdalam Peran Generasi Muda dalam Fasilitasi Pendidikan Kritis dan Kontekstual
1-3
Sepuluh Tahun Jokowi Ingkar Janji kepada Masyarakat Adat
4-1
Tingkatkan Kemampuan Fasilitasi, Alumni Pelatihan Fasilitator Pendidikan Lingkungan Terlibat dalam kegiatan Jelajah Kasepuhan Cirompang
2
Partisipasi Aktif Kaum Perempuan dalam Pembangunan Desa Melalui Forum Perempuan Kasepuhan
5
Beraksi Bersama: Generasi Muda Mengambil Peran Fasilitasi Pendidikan Kritis dan Kontekstual.
image
Aksi Anak dan Remaja untuk Hak Anak Atas Lingkungan di Indonesia
DSCF4752
Masyarakat Baduy dan Tantangannya: Seba Bukan Hanya Sekadar Perayaan Rutin Tahunan.
Follow by Email
YouTube
YouTube
Instagram