Pengumuman Peserta Kelas Online Kampanye Digital

Selamat untuk kamu yang terpilih sebagai peserta Kelas Online Kampanye Digital RMI-The Indonesian Institute for Forest Enviroenment 2021!

Berikut adalah nama-nama peserta terpilih:

  1. Fenti nadia vista
  2. T. Maria Sinaga
  3. Gamaliel. M. Kaliele
  4. Desra Ivana Sihombing
  5. Al Rafi Rizqullah
  6. Acip Spengko
  7. Sandi
  8. Fiahsani Taqwim
  9. Satwika Satria Parahita
  10. Badri Izinajmi
  11. Arif Bagas Adi Satria
  12. Muhammad Asyrof Naf’il Aufari
  13. Agung Faris Anugrah
  14. Revi Aulia Putri
  15. Farradina Prima Putri
  16. Yolanda Thalia
  17. Sandi maulana
  18. Ni Wayan Sri Utami Komaladewi
  19. Melina Sari
  20. Muhammadirsyad Kautsarshiddiq
  21. Susi Sulistia
  22. Siti aulia
  23. David Nugroho
  24. Maydi
  25. Rosy Qoimatul Qolbiyah
  26. Fina Niswah Bahjah

Informasi dan panduan lebih lanjut akan kami kirimkan di grup WhatsApp peserta. Link grup kami kirimkan di e-mail maupun WhatsApp masing-masing yang dikirimkan panitia. Peserta diharapkan bergabung pada grup WhatsApp paling lambat hari Jumat, 21 Mei 2021 pukul 12:00 WIB.

 

Terima kasih

Salam Anak Muda!

 

Kewirausahaan dan Masyarakat Adat

Gelak tawa yang terselip diantara kegiatan diskusi hari itu terlihat mendominasi ruangan di Hotel Sahira, Bogor pada 9 Maret 2020.

Rasa ingin tau dan semangat terlihat di wajah para peserta Pelatihan Kewirausahaan untuk Masyarakat dan Pendamping yang difasilitasi RMI ini sejak tanggal 9 Maret sampai 11 Maret 2020.

Dijumpai sebelum acara pelatihan dimulai, salah seorang ibu dari Kasepuhan Cibedug yang menolak namanya dipublikasikan bercerita betapa perasaannya saat itu campur aduk, antara semangat tapi juga kuatir dengan beban domestik yang saat ini ia titipkan ke tetangganya di rumah.

 

Lain lagi dengan Agus Maedi salah satu pemuda dari Kasepuhan Cirompang, mengatakan sangat antusias mengikuti pelatihan ini karena sudah sejak lama ingin tau lebih banyak mengenai ilmu kewirausahaan dalam rangka mengembangkan potensi Sumber Daya alam di desa tempat ia tinggal.

 

Sejak 9 sampai 11 Maret 2020 kemarin, RMI yang disupport oleh The Samdhana Institute melalui program DGMI-Indonesia mengadakan Pelatihan Kewirausahaan untuk Masyarakat & Organisasi Pendamping sebagai upaya pengembangan perekonomian nasional berbasis kemanusiaan yang adil & beradab, berprinsip demokrasi, bertujuan keadilan sosial bagi rakyat.

 

Sebanyak 8 perempuan dan 15 laki-laki yang berasal dari Kasepuhan Pasir Eurih, Cibarani, Cirompang, Karang dan Cibedug Kabupaten Lebak Banten serta dari Kampung Ciwaluh Desa Cigombong dan Kampung Cipeucang Desa Pasir Buncir Kabupaten Bogor Jawa Barat, berpartisipasi aktif pada pelatihan ini dalam rangka berproses menumbuhkan inovasi usaha berbasis SDA lokal, juga meningkatkan kemampuan dasar keuangan & manajemen usaha. Kegiatan ini harapkan bisa menjadi ruang peningkatan kapasitas masyarakat dan organisasi pendampingnya dalam penguatan perekonomian komunitas.

                                                 

 

Hari I

 

Di hari pertama, Catur Endah Prasetyani dari BUPSHA, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan paparan kepada peserta mengenai “Dukungan Program dan Kebijakan Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat”.

 

Ibu Catur menjelaskan tentang skema Perhutanan Sosial kepada masyarakat. Beliau juga memaparkan, menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.83/Menlhk/Setjen/Kum.1/10/2016 Tentang Perhutanan Sosial, masyarakat yang berdomisili di wilayah Taman Nasional bisa mengambil bagian dalam program Kemitraan konservasi jika ingin memanfaatkan sumber daya alamnya, di mana masyarakat dapat mengelola hasil SDAnya dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan, namun tetap menjaga keseimbangan lingkungan.

 

Ibu Catur juga menjelaskan bahwa sinergitas stakeholder baik pemerintah maupun non-pemerintah menjadi sangat penting, karena dalam pelaksanaan dan pemanfaatan ijin PS (Perhutanan Sosial) itu kuncinya adalah ber-jejaring atau networking. Sistem klustering berbasis komoditas yang dikelola secara berkelompok melalui KUPS-KUPS yang telah dibentuk di tiap daerah/kampung/desa akan memberikan kemudahan dalam berjejaring dengan pasar dan berhubungan dengan konsumen. Oleh karenanya berkelompok dalam pengelolaan usaha menjadi hal krusial dan harus dibentuk bagi para pengelola usaha Perhutanan Sosial.

 

Pada sesi selanjutnya, difasilitasi oleh Lukmi Ati dari RMI peserta dibagi kelompok berdasarkan desa masing-masing diminta untuk menentukan tiga komoditas unggulan yang ada dilokasi masing-masing. Selanjutnya dari tiga komoditas unggulan tersebut dipilih satu komoditas utama yang akan menjadi bahan dalam penyusunan rencana bisnis dalam pelatihan dua hari ke depan. Hasil identifikasi kelompok masing-masing Desa/Kasepuhan adalah sebagai berikut:

Komoditi unggulan Kasepuhan Cibedug adalah Opak singkong, Kasepuhan Karang kopi robusta,, Kasepuhan Pasir Eurih memilih gula kojor aren, Kasepuhan Cirompang gula kojor aren, Kasepuhan Cibarani gula semut aren, Ciwaluh memilih pengembangan ekowisata, dan Cipeucang pengembangan usaha penganan ranggining.

 

Hari II

 

Pelatihan hari II difasilitasi oleh Lukmi Ati dari RMI. Pada hari II akan dilanjutkan empat sesi, yaitu sesi motivasi, sesi inspirasi, sesi  inovasi dan sesi manajemen.

 

Sesi I adalah sesi motivasi di isi oleh The Local Enabler (TLE) dengan topik “Membangun Usaha Sosial Berkelanjutan”. TLE sendiri adalah sebuah ekosistem inklusif yang dirancanng sebagai model pengembangan kewirausahaan pemula berbasis kewirausahaan sosial. TLE dirancang sebagai poros kolaborasi para pemangku kepentingan Penta Helix yaitu melibatkan Akademisi, Pemerintahan, Komunitas, Bisnis dan Media. (https://thelocalenablers.id/#about-us)

Di sesi ini, peserta diperkenalkan dengan pengalaman TLE sejak 2014 dalam mendampingi desa-desa di Papua, Jawa barat dan Kalimantan yang berhasil mengembangkan produk lokal mereka hingga memiliki nilai tambah dan mampu meningkatkan perekonomian di desa mereka . Selain itu TLE juga berbagi pengalaman bagaimana seorang yang tadinya biasa saja dan memiliki latar belakang kehidupan yang kelam mampu menjadi seorang wirausahawan yang berhasil dan banyak mendapatkan penghargaan. Tidak ada sestau yang tidak mungkin apabila kita bersungguh-sungguh, dan selama kita belum bisa merubah mindset kita dengan baik percuma saja kita memiliki impian dan rencana usuaha yang bagus. Kuncinya adalah merubah manusianya terlebih dahulu yaitu mindset dan cara berfikirnya, selanjutnya yang lain akan mengikuti.

 

Sesi selanjutnya adalah sesi inspirasi oleh Martin Asda Krishna dari Timurasa yang menyampaikan tentang potensi produk-produk lokal di pasar nasional maupun internasional. Martin menyampaikan bagaimana produk-produk lokal seperti gula semut dan kopi saat ini sebetulnya masih berpeluang untuk dikembangkan dan masuk ke pasar nasional maupun internasional. Kuncinya adalah bagaimana produk tersebut bisa memenuhi standart yang telah ditetapkan. Jika di Indonesia harus ada persyaratan PIRT dan label halalnya jika ingin masuk ke pasar misalnya swalayan dan pasar sejenisnya. Hal lain yang disampaikan oleh Martin adalah mengenail pendekatan usaha masyarakat berbasis pengelolaan Sumber Daya Alam yang selama ini diterapkan Timurasa dengan masyarakat dampingannya; kolabarasi pengetahuan generasi tua dan generasi muda, tanpa melanggar nilai-nilai budaya yang dianut di wilayah tertentu.

 

Selepas makan siang dilanjutkan sesi inovasi yang disampaikan oleh Bapak Widya Wicaksana dari Unit Kerja Pengembangan Ekonomi RAPS yang menyampaikan materi tentang ” Pemasaran dan Segmentasi Pasar”. Sesi ini menjelaskan teori tentang konsep pasar dan segmentasi pasar, dan memberikan contoh bagaimana menentukan segmentasi pasar dari beberapa komoditas produk Perhutanan Sosial. Peserta diajak bagaimana memahami konsep pemasaran dengan menempatkan diri sebagai pembeli, sehingga apa yang diingini pembeli bsa dipenuhui oleh masyarakat sebagai produsen.

 

Sesi lanjutan adalah sesi manajemen yang disampaiakn oleh Bapak Indri Indrawan dari Dosen Teknologi Pangan dari Universitas Trilogi. Kepiawaian Bapak Indri dalam menyampaikan materi mampu membuat peserta hilang rasa kantuk. Materi manajamen yang mungkin sesuatu yang rumit dengan pembawaan yang ceria, santai namun serius mampu membuat peserta antusias untuk mengikuti sesi ini.

 

Pada sesi ini peserta diajak untuk mulai menghitung biaya investasi, biaya produksi, menghitung harga pokok dan harga jual, sampai memperkirakan jumlah pendapatan. Pada awal sesi Pak Indri sudah menjelaskan betapa pentingnya kita menghitung harga pokok produksi dalam memulai usaha, karena pengalaman selama ini masyarakat asal saja dalam menentukan harga jual sehingga kelihatannya untung padahal setelah dihitung rugi. Jadi sesi ini memang sengaja mengajak peserta untuk menghitung sendiri jenis biaya-biaya pada produk yang telah ditetapkan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan panduan yang dijabarkan. Selain itu peserta juga diajak menghitung analisis titik impas (BEP), jangka waktu pengembalian modal (PBB), nilai investasi serta nilai keuntungan.

 

Sesi manajemen II dilanjutkan oleh Martin dari Timurasa yang membahas tentang sistem produksi dan distribusi hasil. Pada sesi ini intinya adalah mengajak masyarakat bagaimana bisa berproduksi secara komunal atau berkelompok. Hal ini akan memudahkan pembeli untuk berkoordinasi serta memudahkan untuk memenuhi standart baik dari segi kualitas maupun kontinyuitas. Berkelompok atau bekerja secara komunal sangat penting dalam membangun system produksi terutama di masyarakat. Selain memudahkan bagi pembeli juga memudahkan anggota kelompok untuk mendapatkan pasar dan informasi.

 

Sebagai sesi akhir di hari II, adalah bekerja kelompok. Lukmi sebagai fasilitator memandu sistem kerja kelompok ini. Tiap kelompok diminta menyusun rencana bisnis dengan panduan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditetapkan, mulai dari penentuan produk, spesifikasi produk, keunggulan produk, pangsa pasar dan segmentasi pasar, penentuan biaya investasi, biaya produksi, HPP dan BEP. Pada sesi kerja kelompok ini untuk melihat apakah peserta mampu dan faham tentang materi pelatihan yang telah di ikutinya. Hasil kerja kelompok Ini akan di presentasikan di hari III esok harinya.

 

Di hari ke III Pelatihan, berbekal ilmu yang didapat di dua hari sebelumnya, peserta  mempresentasikan rencana usaha masing-masing kelompok sesuai arahan fasilitator.

 

Kelompok pertama dari kelompok Ciwaluh yang mempresentasikan usaha ekowisata yang saat ini sudah dijalankan oleh kelompok pemudanya, selanjutnya Kelompok Kasepuhan Pasir Eurih yang mengangkat produk dari sumber daya alam  hutannya berupa gula aren kojor.  Kelompok ketiga dari Kasepuhan Karang menyajikan rencana usaha kopi robusta hasil dari Hutan Adat mereka, diikuti oleh kelompok dari Kasepuhan Cibarani yang mempresentasikan gula aren semut sebagai produk unggulannya.  Kelompok selanjutnya adalah Kasepuhan Cirompang yang menyajikan rencana usaha Gula Aren kojor, dan ditutup olej kelompok dari Cipeucang yang menyajikan rencana usaha penganan dari tepung beras Ranggining.

 

Lukmi Ati selaku fasilitator selama pelatihan ini mengatakan bahwa dari presentasi yang disampaikan oleh setiap kelompok menunjukkan bahwa semua peserta mampu mengikuti pelatihan dengan baik, dan hampir semua materi bisa diikuti dan dicerna dengan baik. Jika ada kesalahan-kesalahan kecil itu bisa diperbaiki sambil jalan dengan bantuan pendamping yang akan mendampingi di lapangan. Yang terpenting adalah bagaimana agar hasil dari pelatihan ini tidak berhenti sampai disini saja dan bisa di implementasikan di kampung masing-masing dan berbagi ilmu ini kepada anggota kelompok di lokasi masing-masing.

Di akhir pelatihan, Patti Rahayu selaku Grant Coordinator DGM-Indonesia dari The Samdhana Institute sebagai Lembaga yang mendukung kegiatan ini menyampaikan harapannya bahwa melalui pelatihan ini, masyarakat akan jadi lebih mandiri dalam mengelola sumber daya alam di kawasan hutannya.

 

Direkam setelah mengikuti kegiatan, di bawah ini adalah testimoni Ibu Jumana dan Bapak Samanan dari Kasepuhan Cibarani, dan Teh Erna juga Ibu Juju dari Kasepuhan Cibedug.

 

 

Pengumuman Seleksi – Peserta Short Course Relawan Lingkungan untuk Perubahan Sosial (Batch 2)

Antusiasme kaum muda akan permasalahan lingkungan dan perubahan sosial nampak dalam banyaknya pendaftar Short Course Relawan Lingkungan untuk Perubahan Sosial Batch ke-2 yang melebihi jumlah pendaftar pada batch pertama tahun 2016 lalu. Setelah melalui proses seleksi, dari total 47 pendaftar telah dipilih 20 orang yang berhak mendapatkan beasiswa untuk mengikuti kegiatan ini. Berikut hasil seleksi tersebut: Martina Fandasari – Sokola Rimba, Jambi – 0812xxxxx623 …

Short Course – Relawan Lingkungan untuk Perubahan Sosial (Batch 2)

RMI adalah sebuah organisasi pergerakan yang memandang generasi muda, khususnya mahasiswa/i sebagai aspek penting dalam mendukung kerja-kerja sosial dan pengabdian masyarakat. Mahasiswa/i sebagai agen perubahan, akan memberikan dampak positif yang signifikan apabila peran aktifnya dapat disalurkan melalui berbagai program yang langsung berhubungan dengan masalah sosial dan lingkungan.

Pada tahun 2018 ini, RMI bermaksud untuk mengadakan kursus singkat “Relawan Lingkungan untuk Perubahan Sosial (Batch 2)”, setelah pada tahun 2016 kursus yang pertama diadakan dan diikuti oleh 20 orang. Melalui kursus ini peserta akan akan dibekali pengetahuan, wawasan dan jaringan untuk membekali sekaligus meningkatkan kesiapan mereka agar dapat beraktivitas sesuai kapasitas masing-masing, dan tetap berkontribusi pada keadilan lingkungan dan sosial.

Metode yang digunakan pada short course ini adalah metode fun learning, reflektif untuk membangun kesadaran kritis bagi peserta. Peserta akan diajak untuk berpikir luas, lalu mendalam guna melihat alternatif-alternatif pemecahan masalah.

 

“Banyak pemgalaman baru yang gue dapet dari short course, selain nambah temen, wawasan, juga attitude. Pematerinya keren, bukan cuma backgroundnya, cara penyampaiannya pun disesuaikan dengan kondisi peserta sehingga mudah dimengerti. Proses seleksi pesertanya juga kayaknya ketat ya, jadi bisa punya temen yang juga punya wawasan luas di bidangnya, jadi bisa saling share ilmu. Ada sedikit catatan sih, kalau bisa ada satu waktu setelah shortcourse, kasih ruang untuk dipraktekin, supaya lebih ngelotok ilmu yang dibawa dari shortcourse. Keren lah, mantap!”

Ade Ridwan – Peserta Short Course Relawan Lingkungan Batch 1

 

“Short course relawan lingkungan untuk perubahan sosial adalah first crush saya pada isu isu lingkungan, ini short course ternagih dan terkeren yg pernah saya ikutin. Kita bener-bener bisa melek dan sadar bahwa banyak banget masalah sosial disekitar kita tapi bukan dengan cara yang ngebosenin. Bukan cuma dengerin narsum sampein materi dan teori-teori yang sulit dimengerti. Kita belajar dengan cara yang fun, susah ditebak, challenging, dan misterius, gak berasa lagi belajar pokonya!! Plus kita bisa dapat temen dari berbagai disiplin ilmu, jadi tambah pengetahuan dan tambah jaringan pertemanan!”

Cindy Julianty – Peserta Short Course Relawan Lingkungan Batch 1


Pendaftaran:

  1. Pendaftar adalah mahasiswa/i, atau mewakili kelompok masyarakat usia 17-22 tahun
  2. Mengisi dan menyerahkan Formulir Peserta dan Foto (unduh di sini)
  3. Menulis dan mengumpulkan esai sebanyak 500-800 kata (format A4, Word, margin normal, font times new roman, ukuran 12) dengan pilihan tema: Hak Asasi Manusia, Pengelolaan Sumber Daya Alam, Pendidikan Alternatif, atau Masyarakat Adat. Esai yang ditulis perlu menjabarkan tentang: Keadaan umum permasalahan / potensi, Pendapat Anda tentang tema yang diambil, Alternatif pemecahan masalah yang Anda sudah lakukan
  4. Kedua file tersebut dikirimkan ke email sifu@rmibogor.id, dan di CC ke indra@rmibogor.id, selambat-lambatnya tanggal 10 Juli 2018. Panitia akan mengumumkan kepesertaan pada tanggal 13 Juli 2018 melalui Instagram dan Facebook Page Yayasan RMI Bogor.
  5. Peserta yang sudah terseleksi akan dihubungi kembali dan diminta menyerahkan commitment fee sebesar Rp 150.000 yang akan diserahkan kembali kepada peserta saat mengikuti short course (commitment fee tidak dikembalikan kepada peserta yang mengundurkan diri). Peserta yang tidak menyerahkan commitment fee sampai tanggal 17 Juli 2018 akan dianggap mengundurkan diri sehingga kepesertaannya dapat digantikan oleh orang lain.
  6. Peserta terpilih wajib membawa sumbangan 3 buku bacaan anak / remaja/dewasa (bekas) untuk didonasikan ke perpustakaan kampung, yang diserahkan saat mengikuti short course.

RMI menyediakan beasiswa bagi peserta yang meliputi akomodasi, konsumsi selama pelatihan, transportasi bersama dari kantor RMI menuju lokasi pelatihan (pulang pergi). Pengeluaran di luar hal-hal yang sudah disebutkan tadi ditanggung oleh peserta sendiri.

 

Materi Short Course:

  • Etika Lingkungan
  • Politik Ekologi
  • Keberlanjutan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
  • Dasar-Dasar Kesetaraan Gender
  • Gender dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
  • Hak Anak dan Pembangunan
  • Gerakan Perubahan Sosial melalui Anak Muda
  • Team Building dan Berjaringan

Waktu dan Tempat

Waktu                : Jumat – Minggu, tanggal 20-22 Juli 2018

Tempat              : Bogor

Point Keberangkatan

Peserta berkumpul pada hari Jumat 20 Juli 2018, pukul 07.00 pagi di Kantor RMI, Perum Bogor Baru Blok C1 No 12A Bogor 16127

Fasilitas

Panitia akan menyediakan akomodasi dan konsumsi selama pelatihan. Transportasi dari tempat peserta ke lokasi pelatihan atau sebaliknya, ditanggung peserta. Apabila ada training kit atau copy materi dari narasumber, akan diberikan saat pelatihan berlangsung. Panitia akan memberikan sertifikat pelatihan.

Kontak

Silahkan menghubungi Sifu (0818 0711 7488) untuk informasi lebih lengkapnya.

 

Design Workshop of The ILC Asia Leadership Program (Workshop Desain Program Pelatihan Kepemimpinan ILC Asia)

Tagatay – Filipina,  International Land Coalition (ILC) mengadakan acara yang bertajuk “Design Workshop of The ILC Asia Leadership Program” pada tanggal 10 – 12 Mei 2018 dengan tujuan untuk menyusun draft/konsep pelatihan kepemimpinan pemuda di tingkat Asia.  Terdapat beberapa lembaga yang berpartisipasi pada acara ini selain Rimbawan Muda Indonesia (RMI). Dari Indonesia misalnya, ada Sajogyo Institute (SAINS) dan Konsorsium Pembaruan …

CROSS LEARNING PROGRAM PEDULI PILAR ADAT 2018 ; Mengenal Teknik Fasilitasi dan Pengorganisasian Komunitas di Desa

  Pasir Eurih, RMIBOGOR.ID – Cross Learning Program Peduli kali ini mengusung tema “Mengenal Teknik Fasilitasi dan Pengorganisasian Komunitas di Desa” yang diadakan selama sepekan mulai tanggal 09 – 15 April 2018 di Kasepuhan Pasir Eurih Desa Sindanglaya, Lebak – Banten tepatnya di Gedung Aula PGRI Desa Sindanglaya. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia …