Kanekes– Para penenun di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, hari ini (4/11) memecahkan rekor kegiatan menenun secara serempak yang tersebar di beberapa titik, dalam helatan Festival Baduy. Menurut penuturan Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija, ada lebih dari 500 penenun yang tersebar di 65 kampung di wilayah Desa Kanekes atau yang sering disebut sebagai Masyarakat Adat Baduy. Perempuan Baduy dan tenun merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Menenun merupakan keahlian yang wajib dimiliki para perempuan Baduy sebelum menikah.

IMG_20161104_091656

Perempuan Baduy menenun sejak kecil. (Foto: Indri Guli)

“Baduy merupakan kekayaan budaya yang ada di Banten, terutama Lebak, dan tenun merupakan produk yang bisa dibanggakan. Harapannya tenun dan produk masyarakat lainnya jadi produk yang dikenal masyarakat, bahkan mendunia,” ujar Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, saat memberi sambutan dalam Festival Baduy.

Festival Baduy diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Kanekes bersama Rimbawan Muda Indonesia, didukung oleh Kemitraan, The Asia Fondation, dan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, melalui Program Peduli. Kegiatan berlangsung selama tiga hari di area terminal Ciboleger yang merupakan pemberhentian terakhir kendaraan sebelum memasuki wilayah Desa Kanekes, serta di lapangan SD Bojong Menteng dan kampung Kaduketug, kampung terluar Desa Kanekes. Deputi 7 Kemenko PMK, I Nyoman Shuida, yang menghadiri Festival Baduy mengapresiasi keseriusan Pemerintah Kabupaten Lebak dalam mendukung masyarakat adat.

“Pemerintah Kabupaten Lebak sangat progresif dan layak mendapat apresiasi atas kepeduliannya terhadap masyarakat adat,” ujar Nyoman.

Pemerintah Kabupaten Lebak memang memiliki kepedulian terhadap keberadaan masyarakat adat. Selain Perda Nomor 13/1990 tentang Pembinaan dan Pengembangan Lembaga Masyarakat Adat Baduy di Kabupaten Daerah TK II Lebak, serta Perda Nomor 3/2001 tentang Hak Ulayat Baduy, tahun 2015 lalu Pemkab Lebak pun telah mengeluarkan Perda Nomor 8/2015 tentang Pengakuan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat Kasepuhan.

“Ini pertama kalinya diadakan Festival Baduy, semoga bisa berlanjut dan meningkatkan kepedulian masyarakat luas terhadap masyarakat adat Baduy,” ujar Sahdi Sutisna, staf Divisi Pemberdayaan Masyarakat RMI yang juga Ketua Pelaksana Kegiatan Festival Baduy.

Penyerahan piagam pemecahan rekor menenun kepada Direktur RMI. (Foto: Indri Guli)

Penyerahan piagam pemecahan rekor menenun kepada Direktur RMI. (Foto: Indri Guli)