Hormati Bumi, Kasepuhan Pasir Eurih Gelar Seren taun

oleh | Agu 11, 2017 | Agenda, Pengelolaan Pengetahuan, Pengorganisasian Masyarakat

Banten-Untuk mengucapkan rasa syukur atas panen yang diberikan oleh bumi pada tahun ini, warga Kasepuhan Pasir Eurih menggelar ritual Rosul Tahun atau Seren taun dari tanggal 8 hingga 10 Agustus 2017 di Desa Sindanglaya, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Demikian ditegaskan oleh Putra Kasepuhan, Abah Maman saat ditemui di rumahnya Desa Sindanglaya, Rabu (9/8).

Tong ninggalken tatali paranti (jangan meninggalkan suatu hal yang menjadi adat kebiasaan kita),” tegas Abah Maman.

Menurut dia, selain bentuk dari rasa syukur kepada Tuhan, ritual Seren taun juga sebagai bentuk penghormatan kepada alam semesta serta meminta maaf kepada bumi karena selama satu tahun warga telah menggunakan dan memanfaatkan tanah untuk berladang dan berbagai kegiatan pertanian lainnya.

Seren taun juga dilaksanakan karena ritual ini merupakan satu dari 7 rukun tani yang wajib untuk dijalankan oleh masyarakat Kasepuhan. Ketujuh rukun dimaksud adalah asup leuweng, ngaseuk (nibaken), ngubaran, mapag pare begah, beberes, ngadiuken dan Seren taun sendiri.

Secara sosial ritual Seren taunpun merupakan ajang silaturahmi antara warga sesama masyarakat Desa Sindanglaya, yang berdasarkan data Desa berjumlah tak kurang dari 3.135 jiwa dengan seluruh warga kasepuhan.  Tak terkecuali para Incu putu (pengikut) Kasepuhan, antara lain dari wilayah Cibeas, Citujah, Cibece, Hegarsari, Sigoyot, Cileler. Tak hanya sebatas itu, para tamu undangan dan khususnya masyarakat yang masih ‘menuakan’ Kasepuhan Pasir Eurih.

“Hal ini juga merupakan perwujudan dari makna filosofi “Muncang Rubuh Ka Canirna, Kebo Balik ka Kandangna, anak balik ka kolotna. Filosofi itu menjelaskan seseorang yang menuakan Kasepuhan Pasir Eurih, pada saat acara Seren taun dia akan kembali ke Pasir Eurih, seperti halnya anak yang pulang ke rumah orang tuanya,” kata Abah Maman.

Dalam menentukan kapan Seren taun dilaksanakan harus didasarkan hasil musyarawah semua baris kolot (tokoh adat) kasepuhan. Akan tetapi patokan perhitungan bulannya biasanya adalah pertengahan bulan hapid (muharam). Pilihannya ialah hari Sabtu-Minggu-Senin atau Selasa-Rabu-Kamis.

Sebagai patokan mereka ritual ziarah hanya akan dilakukan pada hari Sabtu atau Selasa. Sedangkan pusat acara Seren taun jika tidak pada hari Kamis atau Senin, hal ini karena dipercaya sebagai hari kelahiran rasul.

Ketua Pemuda Kasepuhan Pasir Eurih, Dedi mengatakan bahwa untuk memeriahkan acara Seren taun selalu melibatkan barisan kepengurusan Pemuda Kasepuhan. Antara lain mempersiapkan pentas seni seperti jaipong, angklung buhun (musik angklung masih yang asli), pokplod (alat musik angklung namun sudah tambah dengan musik jaipongan), pencak silat, dangdut hingga layar tancap.

“Karena itu, para pemuda kasepuhan menjadi garda terdepan dalam mengatur acara Saren taun agar menjadi lebih meriah dan menarik banyak orang,” kata Dedi.

Sementara itu, Pak Runtasa (pegawe/petugas Kasepuhan) menerangkan terkait prosesi acara Seren taun. Dimulai pada hari pertama dengan ziarah kubur, yang bertujuan berbakti dan mengucap syukur kepada Tuhan dan para tetua terdahulu serta bumi yang telah memberi mereka rezeki pada tahun ini. Kemudian malam hari dilanjutkan dengan pembacaan dongeng “Budak Hideng” yang menceritakan dua anak yang mencari ilmu dan kemudian akhirnya berhasil menjadi seorang raja dan patih. Cerita dongeng ini dipercaya merupakan sejarah leluhur Pasir Eurih.

(Foto: Ngahaturan dahar dalam acara Seren taun Kasepuhan Pasir Eruih. Dokuemntasi RMI 2017)

(Foto: Ngahaturan dahar dalam acara Seren taun Kasepuhan Pasir Eruih. Dokumentasi RMI 2017)

Hari kedua ialah ritual ngahaturan dahar yaitu berdoa untuk para leluhur karuhun. Dimulai dengan ritual penyembelihan kerbau di pagi hari, sementara daging kerbau yang disembelih tadi dibagi menjadi tiga bagian; yaitu untuk kaum fakir miskin, anak yatim dan dikonsumsi bersama. Di malam hari acara masih berlangsung dengan sunyuguhkan hiburan kepada masyarakat umum, seperti  jaipongan, angklung, pencak silat dan dangdut serta layar tancep.

(Foto: Pentas Seni Jaipong acara seren tahun Kasepuhan Pasir Eurih.Dokumentasi RMI 2017)

(Foto: Pentas Seni Jaipong acara seren tahun Kasepuhan Pasir Eurih.Dokumentasi RMI 2017)

Sedangkan hari ketiga merupakan inti Seren taun yaitu ngariung; membawa nasi, lauk atau hasil bumi ke kasepuhan kemudian dilakukan zikir dan makan bersama-sama.

***

Penulis: Novytya Ariyanti

(Staf Divisi Pengelolaan Pengetahuan RMI)