Setengah dari seluruh pangan yang tersedia di bumi ini dihasilkan oleh tangan perempuan. Sayangnya, peran perempuan yang sama besarnya dengan laki-laki dalam penyediaan pangan tersebut, tidak terlalu mendapat perhatian, terutama dalam penentuan kebijakan terkait pangan maupun perubahan iklim. Perempuan kurang mendapatkan akses dan kontrol terhadap lahan dan sumberdaya untuk peningkatan produksi pangan dan kesejahteraan keluarga dan komunitasnya.
Rimbawan Muda Indonesia (RMI) dan Oxfam di Indonesia mengajak anak muda di seluruh Indonesia untuk memperlihatkan kepada masyarakat luas peran-peran perempuan dalam penyediaan pangan, baik pertanian maupun perikanan, melalui ajang Female Food Hero Video Competition. Peserta dapat mengajukan tokoh perempuan sebagai calon penerima anugerah Perempuan Pejuang Pangan 2016 dengan membuat dokumentasi film berdurasi 3 menit.
Manajer Kampanye dan Advokasi Pengelolaan Sumberdaya Alam berbasis Masyarakat RMI, Mardha Tillah, pada kegiatan Roadshow FFH 2016 di Bogor, Kamis (27/7) lalu, menyampaikan bahwa kompetisi video ini ditujukan khusus untuk anak muda berusia 15-30 tahun. Hal ini bertujuan untuk melibatkan anak muda secara aktif dalam isu pangan sehingga memperluas wawasan dan kesadaran anak muda mengenai kondisi pertanian, perikanan, dan pangan secara umum.
“Anak muda kan kelompok usia yang sangat aktif dalam mengelola informasi yang didistribusikan melalui sosial media, jadi sangat efektif untuk membentuk opini menggunakan teknologi informasi mengenai peran para perempuan dalam produksi pangan kita. Di sisi lain, anak muda sudah sangat terasing dari isu pangan. Mereka sering tidak mengenal proses di balik sebuah hidangan tersaji di mejanya. Keterasingan generasi muda ini dari sektor pangan, menurut banyak literatur, berpotensi membawa kerusakan lebih lanjut pada ekologi atau lingkungan kita. Karenanya, Kompetisi Video Perempuan Pejuang Pangan ini mendorong anak muda untuk kembali mengenal pangan mereka, dan terutama perempuan hebat yang memproduksi untuk mereka” ujar Tilla, panggilan akrabnya.
Tilla menambahkan bahwa Perempuan Pejuang Pangan adalah perempuan yang memproduksi pangan untuk dirinya, keluarganya, dan komunitasnya; mendukung inisiatif pertanian bagi perempuan; dan juga penghasil pangan yang menjadi inspirasi bagi komunitas. RMI dan Oxfam Indonesia berharap FFH 2016 ini bisa menghadirkan tokoh-tokoh perempuan yang belum pernah terekspos sebelumnya, sehingga program ini bisa lebih banyak memperkenalkan para perempuan yang berjuang untuk kebutuhan pangan di nusantara.
“Kami harap FFH ini bisa menjangkau tokoh-tokoh perempuan yang baru, dan anak mudanya juga bisa lebih banyak berkenaan dengan isu-isu pangan,” tambah Tilla.
Penerimaan video akan berlangsung hingga 24 September 2016 yang bertepatan dengan Hari Tani. Para juri akan memilih 6 anak muda pembuat film yang berhak mengikuti educational trip bersama trainer seorang jurnalis dan film maker. Finalis juga berarti 6 orang perempuan yang akan dianugerahi sebagai Perempuan Pejuang Pangan 2016.
Project Manager Right to Food Oxfam Indonesia, Widiyanto, menyatakan bahwa kampanye Perempuan Pejuang Pangan tidak akan selesai hanya sampai penganugerahan. Menurut Widiyanto, Oxfam akan membuat sebuah portal online untuk menginformasikan perkembangan aktivitas para perempuan tersebut kepada masyarakat luas. Widiyanto berharap dengan begitu bisa memberikan dampak lebih luas dan para perempuan pejuang pangan menjadi lebih diperhatikan.
“Kita akan merancang program ini sebagai program khusus yang berkelanjutan,” ujar Widiyanto.
Penulis: Indri Guli (Staf Pengelolaan Pengetahuan)