Search

Kabar Terbaru

Melirik Hutan Adat Kasepuhan Karang

RMI
(Kunjungan Dishut Kalsel di Imah keramat Kasepuhan Karang, Dokumentasi RMI; 2017)

Penulis: Novytya Ariyanti (Staf Pengelolaan Pengetahuan RMI)

Kontributor: Nur Fadhillah (Staf Pengorganisasian Masyarakat RMI)

Lebak– Hutan adat Kasepuhan Karang  menjadi rujukan bagi  Dinas Kehutanan Kalimatan Selatan (Dishut Kalsel) sebagai  lokasi percontohan untuk pengelolahan hutan adat dengan prinsip Tatali Paranti Karuhun. Demikian ditegaskan oleh Manajer Pengelolaan Pengetahuan RMI, Yosfi Aldi, seusai mendampingi rombongan Dishut Kalsel, di Kantor Desa Jagaraksa, Rabu (11/10).

“Setelah ditetapkan  menjadi hutan adat pada tanggal 30 Desember 2016,  kini hutan adat Kasepuhan Karang menjadi “lirikan” untuk berbagai kalangan,  tegas Aldi.”

Secara harfiah konsep tatali paranti karuhun menaati serta mematuhi tuntunan rahasia hidup seperti yang dilakuan para karuhun yang menjadi  landasaan moral dan etik. Pelaksanaan nilai-nilai tatali paranti karuhun tersebut bukan saja teratas pada tataran religius, tetapi tercermin juga dalam institusi sosial, sistem kepemimpinan dan tata cara berinteraksi dengan alam.

Sampai saat ini, masyarakat Kasepuhan Karang tidak terlepas dari prinsip hidup tatali paranti karuhun  untuk menjalankan peran mereka dalam menjaga kelestarian hutan, mempertahankan fungsi hutan hak, mempertahankan fungsi hutan hak, memulihkan dan meningkatkan fungsi hutan, melakukan pengamanan dan perlindungan terhadap hutan serta prinsip-prinsp pengelolan hutan lestari.

Saat kunjungan berlangsung, rombongan Dishut Kalsel  singgah sementara waktu di Imah (rumah) keramat Olot Icong, rumah salah satu olot Kasepuhan Karang. Di sini mereka merekam proses pembelajaran ditetapkannya hutan adat Kasepuhan Karang dan juga terkait pengelohan hutan berdasarkan tatali paranti karuhun.  Kunjungan selanjutnya ialah ke Cepak Citu  yang merupakan salah satu lokasi hutan adat Kasepuhan Karang, di sini mereka dapat melihat potensi hutan dan masyarakat dalam mengelola hutan.

Kabid Pemberdayaan Masyarakat Penyuluhan dan Perhutanan Sosial (Dishut Kalsel), Siti Maskanah merasa sangat berkesan dengan kunjungan yang tim lakukan.

“Target ke sini hasilnya saya puas. Saya lihat kondisi hutan tutupan dan tumpang sarinya bagus. Ditambah lagi dengan kondisi pohon-pohon di sini bisa bertahan dan tidak ditebang sembarangan, di sini sangat berbeda dengan kondisi  hutan di Kalimantan, tegas Siti.”

Siti Maskanah berharap, semoga ke depan kita bisa saling membantu, jika ada masyarakat adat dan hutannya yang masih terjaga untuk mendapatkan hutan adat, seperti daerah Dayak Meratus.

Ketua Adat Dayak Meratus, Damang Johansyah, mengatakan bahwa masyarakat Kasepuhan Karang mempunyai filosofi hidup dalam menjaga kesimbangan alam yang hingga saat ini masih mereka pegang.

“ Bagus di sini wilayah hutannya belum ada campur tangan investor, beda seperti di kalimantan. Dan masyarakatnya sudah sadar untuk menjaga wilayahnya sendiri, kata Damang.”

Sementara itu, Pemuda Karang, Engkos Kosasih (23), mengaku setelah ada kunjungan ini, ia menjadi lebih percaya diri untuk berbicara masalah Hutan Adat, karena adanya payung hukum yang jelas.

“Jadi kita bangga ada tamu dari luar, karena ita bisa berbagi pengetahuan tentang masyarakat adat dan hutan adat. Jika ada tamu disitulah salah satu tempat belajar kita pula, kata Engkos.”

 

Recent News

Foto Artikel  (15)
Menguatkan Inisiatif: Langkah Lanjutan Mendorong Pendidikan Kritis Kontekstual pada Generasi Muda
WhatsApp Image 2024-10-08 at 20.21
Semiloka “Hutan adat untuk Kesejahteraan Lahir batin Masyarakat Adat”
SAMPUL DEPAN BUKU KAMPUNG KATONG
Kampung Katong
unnamed
Melanjutkan Aksi: Memperdalam Peran Generasi Muda dalam Fasilitasi Pendidikan Kritis dan Kontekstual
1-3
Sepuluh Tahun Jokowi Ingkar Janji kepada Masyarakat Adat
4-1
Tingkatkan Kemampuan Fasilitasi, Alumni Pelatihan Fasilitator Pendidikan Lingkungan Terlibat dalam kegiatan Jelajah Kasepuhan Cirompang
2
Partisipasi Aktif Kaum Perempuan dalam Pembangunan Desa Melalui Forum Perempuan Kasepuhan
5
Beraksi Bersama: Generasi Muda Mengambil Peran Fasilitasi Pendidikan Kritis dan Kontekstual.
image
Aksi Anak dan Remaja untuk Hak Anak Atas Lingkungan di Indonesia
DSCF4752
Masyarakat Baduy dan Tantangannya: Seba Bukan Hanya Sekadar Perayaan Rutin Tahunan.
Follow by Email
YouTube
YouTube
Instagram