Penulis: Novytya Ariyanti (Staff Knowledge Management RMI)
Berupaya meminimalisir pengeluaran biaya produksi kebun pekarangan, 20 petani Perempuan Kasepuhan Karang mengikuti pelatihan pembuatan pupuk alami di Kampung Cibangkala, Desa Jagaraksa, Lebak, Banten.
Demikian diungkapkan ketua tani kebun pekarangan Perempuan Kasepuhan Karang, Erah, setelah mengikuti pelatihan pembuatan pupuk alami, di rumahnya, Minggu (17/12).
“Melalui pelatihan ini berharap kita dapat meningkatkan kemampuan untuk mengelola kebun pekarangan, serta kita bisa menghemat biaya pengeluaran untuk pembelian pupuk kimia, sehingga dapat meningkatkan pendapatan,” kata Erah.
Dengan memanfaatkan potensi bahan baku untuk membuat pupuk alami yang ada di Kasepuhan Karangan, maka dirasa pelatihan pengolahan atau pembuatan pupuk alami ini tepat dilakukan. Pada pelatihan ini, RMI mendatangkan salah satu pakar pengelolaan bahan organik, Dinda Tungga Dewi sebagai narasumber.
Dinda memberikan materi terkait metode pertanian alami dengan menggunakan pupuk alami. Ia menjelaskan bahwa tanaman membutuhkan nutrisi yang berbeda-beda dalam setiap perkembangan layaknya seperti manusia, misalkan tahap penyuburuan, tahap pertumbuhan akar dan batang, tahap “mengandung” atau mereproduksi, tahap pertumbuhan reproduksi. Oleh karena itu membutuhkan perawatan yang berbeda-beda dari setiap tahapan.
Diakhir pelatihan Dinda mengajak Petani Perempuan Kasepuhan Karang untuk membuat pupuk alami seperti membuat pupuk untuk menguatkan kalsium tanaman dengan menggunakan bahan dasar kulit telur, serta membuat mikroorganisme hidup dengan berbahan dasar gula aren.
Staf Pengorganisasian Masyarakat RMI, Nur Fadhillah, mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari pasca pelatihan persemaian dan kelola pekarangan melalui program peduli. Selain itu, pelatihan ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kapasitas Petani Perempuan Kasepuhan Karang.
“Jika saat ini mereka sudah aktif dalam mengelola kebun pekarangan, maka pelatihan ini diharapkan dapat menyumbang manfaat untuk sistem kebun mereka, pungkas Nur Fadhillah yang akrab disapa Dhila.