Arumono-sagashi, terdiri dari dua kata yakni arumono dan sagashi. Secara literal, arti dari arumono adalah sesuatu yang ada/eksis dan sagashi adalah pencarian atau penggalian. Jika digabungkan, arumono sagashi berarti penggalian/ menggali sesuatu yang sebenarnya sudah ada dan mencatatnya. Metode ini mengharuskan peserta untuk memotret menggunakan kamera atau hp, kemudian menuliskannya dengan memberi judul, penjelasan singkat, deskripsi mengenai foto tersebut dan narasumber dari penjelasan tersebut. Foto yang diambil adalah foto yang berkaitan dengan kearifan lokal yang masih ada di Kasepuhan dan bertujuan untuk pembelajaran serta mengidentifikasi kebiasaan atau kearifan lokal yang dulu pernah ada atau justru kebiasaan baru yang muncul dalam masyarakat.
Beberapa pekan lalu, RMI mengadakan Sekolah Lapang Pemuda di Kasepuhan Cirompang dan Pasir Eurih. Salah satu sesinya memakai metode Arumono Sagashi. Para pemuda mendokumentasikannya ke dalam bentuk foto, lengkap dengan hasil wawancaranya. Penasaran? Kita lihat beberapa hasil dokumentasi teman – teman pemuda Kasepuhan ya. Rencananya hasil dokumentasi ini akan dibukukan dan diedarkan ke sekolah sebagai bahan pembelajaran pendidikan adat.
Dan masih banyak yang lainnya lho; Penasaran??
Tunggu selesai dicetak yaa,,