SOBANG-Kebutuhan menginformasikan berbagai hal di desa kepada masyarakat luas memacu para pengelola desa untuk meningkatkan kemampuan untuk mengelola informasi dengan baik. Sebanyak 35 operator desa dari 5 kecamatan di Kabupaten Lebak mengikuti pelatihan Jurnalisme Warga yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Sindanglaya dan RMI.
Setelah hari pertama pelatihan diikuti oleh RT dan RW untuk penggalian data, hari kedua ini diikuti oleh para operator desa yang bertugas untuk mengelola sistem informasi desa. Pelatihan bertema “Teknik dan Metode Penggalian Data dalam Membangun Sistem Informasi Desa yang Akurat dan Terbuka” ini juga sekaligus mengevaluasi satu tahun kepemilikan website desa di 37 desa.
“Tahun ini sudah ada 37 desa yang memiliki website desa, beberapa tidak aktif. Kita perlu cek lagi permasalahan yang dihadapi oleh desa dalam pengelolaannya,” ujar Sahdi Sutisna yang menjadi fasilitator pelatihan hari kedua.
Sebagian besar desa yang hadir dalam pelatihan di Kantor Desa Sindanglaya ini mengakui masih kesulitan dalam memproduksi sebuah tulisan atau berita. Selain itu, masih banyak desa yang tidak terjangkau oleh jaringan internet sehingga menyulitkan mereka untuk memperbaharui website setiap saat. Meski begitu, beberapa operator desa tetap berusaha mengunggah berbagai informasi tentang desanya meski harus menempuh perjalanan yang cukup jauh.
“Biasanya kami menulis di kantor desa sendiri, tapi uploadnya kita suka ke Desa Sindanglaya karena di kami susah sinyal,” ujar Angling, operator Desa Cirompang.
Penyebaran informasi melalui website desa bermanfaat untuk mempromosikan desa, merencanakan, dan memantau kegiatan pembangunan desa. Dulhani, Kepala Desa Cibarani yang juga mengikuti pelatihan ini, mengakui pentingnya menginformasikan potensi desa kepada masyarakat luas.
“Berkat website desa, sekarang ini kesenian angklung dari Cibarani diundang untuk tampil di Singapura,” ujar Dulhani.
Setelah mendapat teori teknik menulis dari Alexander Mering, peserta praktek membuat tulisan dengan tema yang ditentukan masing-masing. Tema tersebut tentunya segala sesuatu yang berhubungan dengan desa mereka. Usai pelatihan, beberapa desa berkomitmen untuk mengaktifkan kembali website desa yang sempat terabaikan.
Penulis: Indri Guli (Staf Divisi Pengelolaan Pengetahuan RMI)