Search

Kabar Terbaru

Anak Muda Berani Berpihak: Aksi Anak Muda Atas Sumber Daya Alam Selama Pandemi

Anak muda Kasepuhan Pasir Eurih

Telah banyak bukti bahwa generasi muda menjadi tokoh utama dari perkembangan suatu zaman dengan kompleksitasnya tersendiri. Sudah seharusnya kaum muda berpartisipasi dalam isu-isu sosial, lingkungan, ekonomi, yang tidak dapat dilepaskan dari elemen politik. Dalam gerakan sosial, pemuda dianggap mampu untuk menyadarkan masyarakat untuk melakukan perubahan. Ini merupakan gerakan politik baik disadari maupun tidak. Banyak juga inisiasi pemuda di aspek ekonomi yang kemudian mempengaruhi praktik ekonomi bahkan tata kelola pemerintahan. Gerakan pemuda adalah aspek game changer.  Namun begitu, perubahan selalu menuntut keberpihakan, yang berarti mengambil suatu sikap tegas tentang suatu masalah dan membela apa yang dirasa benar dan penting. Lebih jauh lagi, keberpihakan pemuda juga ditantang untuk memberi perubahan positif bagi pihak-pihak marginal, bukan hanya bagi kelompok manusia, misalnya perempuan dan masyarakat adat, tetapi juga bagi lingkungan hidup yang menjadi tempat manusia menggantungkan keberlangsungan hidupnya.

Sangat banyak generasi muda yang sudah menunjukan keberpihakan dengan melakukan tindakan yang sederhana. Terlebih lagi adanya pandemi Covid-19 yang memaksa seluruh kegiatan dilakukan secara daring, sehingga banyak generasi muda yang di kota kembali ke kampung halaman mereka, dan membuat sesuatu untuk memajukan kampung mereka. Seperti Siti Sopariah yang berasal dari Komunitas Pemuda Adat Kasepuhan (KOMPAK) Pasir Eurih di Lebak, Banten dan Ilham dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kahayya Hills di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Pada 23 Juli 2021, RMI, yang diwakilkan oleh Alfina, mengundang dua orang  tersebut dalam kegiatan IG Live yang berjudul Anak Muda Berani Berpihak: Aksi Anak Muda atas Sumber Daya Alam Selama Pandemi, untuk menceritakan kegiatan mereka di wilayah masing-masing.

KOMPAK Pasir Eurih adalah sebuah kelompok anak muda yang berada di wilayah Kasepuhan Pasir Eurih, Banten. KOMPAK sendiri telah melakukan banyak kegiatan diantaranya Kelas Kasepuhan dan berkebun.  Kelas Kasepuhan adalah ruang untuk belajar mengenai sejarah dan budaya-budaya kasepuhan seperti kebiasaan, kesejarahan, kesenian, kuliner tradisional serta lainnya yang berkaitan dengan Kasepuhan.  

Ide awal diselenggarakannya Kelas Kasepuhan adalah melihat sisi positif dari adanya Pandemi COVID-19 yaitu banyak masyarakat yang pulang kampung karena beberapa kegiatan seperti bersekolah, berkuliah, dan bekerja bisa dilakukan dari rumah. Fenomena ini menjadi sebuah kesempatan untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa yang ada di kampung dan mencari hal unik yang ada di kampung. Lalu, terpikir bahwa sebenarnya banyak nilai-nilai budaya yang hanya diketahui oleh orang-orang tua dan tidak diketahui oleh generasi muda saat ini. Dari situ kemudian KOMPAK Pasir Eurih termotivasi untuk mengadakan Kelas Kasepuhan dengan mengundang orang-orang yang memiliki pengetahuan adat untuk dibagikan kepada generasi yang lebih muda. 

Hal menarik dari adanya Kelas Kasepuhan menurut Siti Sopariah adalah bagaimana adat sangat menjaga alam. Filosofi tersebut tercermin dalam nilai-nilai adat yang sangat menghargai alam dengan mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam dengan sebaik-baiknya. 

Dalam melaksanakan kegiatan Kelas Kasepuhan, KOMPAK Pasir Eurih juga menghadapi tantangan, salah satunya mengenai waktu. Mengingat anak muda banyak kegiatan lain seperti bersekolah, berkuliah, bekerja, serta lainnya menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk mengumpulkan teman-teman untuk duduk merancang serta hadir dalam acara tersebut. Tetapi kemudian dengan segala cara dan menyesuaikan waktu dari masing-masing orang akhirnya Kelas Kasepuhan tersebut bisa berjalan dengan baik.

Selain Kelas Kasepuhan, KOMPAK Pasir Eurih juga memiliki kegiatan lain yaitu berkebun. Sebenarnya, banyak dari anak muda yang tergabung dalam KOMPAK Pasir Eurih yang sudah mulai berkebun di pekarangan rumah masing-masing. Namun, berkebun bersama ini baru pertama kali dilakukan. Berkebun ini berawal dari keinginan untuk menanam berbagai jenis tanaman obat. Namun, karena pada saat ini masih dalam tahap identifikasi, KOMPAK Pasir Eurih mencari alternatif lain dengan cara menanam sayur-sayuran seperti timun dan buncis. Tanaman ini ditanam di lahan kosong yang tidak dimanfaatkan. Setelah panen pertama beberapa waktu lalu, saat ini KOMPAK Pasir Eurih sedang menentukan jenis tanaman apa yang akan ditanam selanjutnya. 

Bergerak ke wilayah Sulawesi Selatan, Pokdarwis Kahayya Hills merupakan sebuah kelompok yang bergerak dalam bidang pengembangan pariwisata. Pokdarwis Kahayya Hills dalam kegiatannya banyak berkolaborasi dengan komunitas-komunitas lokal setempat juga dengan pemerintah daerah dalam rangka mempromosikan destinasi wilayah yang berada di Desa Kahayya. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan oleh Pokdarwis Kahaya Hills diantaranya Festival Kopi, Kemah Inklusi yang bekerja sama dengan Sulawesi Community Foundation (SCF), aksi bersih-bersih yang berkolaborasi dengan penggiat pariwisata di Kabupaten Bulukumba, pendampingan bagi mahasiswa yang ingin melakukan studi banding di Desa Kahayya, dan lain-lain. 

Festival Kopi menjadi acara yang rutin diadakan oleh Pokdarwis Kahayya Hills setiap tahun tepatnya di Bulan September. Ide Festival Kopi berawal dari kesadaran akan potensi wisata Desa Kahayya serta kebiasaan masyarakatnya mengkonsumsi kopi khas Kahayya sehingga diadakanlah Festival Kopi dengan tujuan mengenalkan serta mempromosikan potensi wisata di Desa Kahayya sekaligus Kabupaten Bulukumba.

Festival Kopi menyajikan kopi-kopi khas dari Desa Kahayya. Salah satu acara dalam Festival Kopi adalah adanya senandung kopi atau sungkabala. Senandung kopi sendiri merupakan bukti rasa syukur kepada Tuhan YME karena telah memberikan tanah yang subur sehingga tanaman bisa tumbuh dan dinikmati oleh Masyarakat Desa Kahayya. Untuk mempromosikan Festival Kopi, Pokdarwis Kahayya Hills bekerja sama dengan penggiat kopi di Indonesia dan komunitas-komunitas penggiat pariwisata setempat, seperti Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Bentuk kerjasamanya adalah menyediakan paket wisata kopi satu hari untuk mengenal tentang pengolahan kopi tradisional di Desa Kahayya. Tantangan yang dihadapi oleh Pokdarwis Kahayya Hills dalam mengadakan Festival Kopi yaitu bagaimana cara menyusun kegiatan supaya tidak bertolak belakang dengan pandangan masyarakat.

Selain Festival Kopi, kegiatan lain yang dilakukan oleh Pokdarwis Kahayya Hills adalah wisata trekking dimana anggota dari Pokdarwis Kahayya Hills menjadi pramuwisata dan mengantar wisatawan menyusuri jalan-jalan yang ada di alam sambil menikmati keindahan alam yang ada di Desa Kahayya. Kegiatan trekking ini juga berkolaborasi dengan komunitas-komunitas setempat untuk saling mempromosikan kegiatan yang dilakukan satu sama lain. Dalam mengelola kegiatan trekking ini, Pokdarwis sangat memperhatikan kondisi pengunjung. Bagi mereka yang berisiko untuk melakukan trekking maka akan dipilih jalur atau akses lain yang lebih mudah. 

Sebagai penutup, pesan untuk anak muda saat ini adalah untuk lebih peka terhadap lingkungan dan tidak semena-mena dalam mengelola sumber daya yang ada di sekitar kita. Hal ini bisa dimulai dari diri sendiri sehingga nantinya akan menyebar ke khalayak luas untuk bergerak bersama-sama.

Simak cerita lengkapnya di sini.

Penulis: Alfina Khairunnisa

Editor: Siti Marfu’ah 

Recent News

Lowongan Kerja Staf KM
Lowongan Pekerjaan Staf Pengelolaan Pengetahuan
Staf Keuangan
Lowongan Staf Keuangan RMI-Indonesian Institute for Forest and Environment
3
MEMPERKUAT KOMUNITAS MELALUI INDUSTRI ROTAN: STRATEGI INKLUSIF UNTUK KEBERLANJUTAN DAN KEADILAN SOSIAL
Foto Artikel  (15)
Menguatkan Inisiatif: Langkah Lanjutan Mendorong Pendidikan Kritis Kontekstual pada Generasi Muda
WhatsApp Image 2024-10-08 at 20.21
Semiloka “Hutan adat untuk Kesejahteraan Lahir batin Masyarakat Adat”
1
Forum Perempuan Seri Kedua: Keadilan dan Hak-Hak Perempuan Dalam Pembangunan di Kampung
SAMPUL DEPAN BUKU KAMPUNG KATONG
Kampung Katong
unnamed
Melanjutkan Aksi: Memperdalam Peran Generasi Muda dalam Fasilitasi Pendidikan Kritis dan Kontekstual
1-3
Sepuluh Tahun Jokowi Ingkar Janji kepada Masyarakat Adat
4-1
Tingkatkan Kemampuan Fasilitasi, Alumni Pelatihan Fasilitator Pendidikan Lingkungan Terlibat dalam kegiatan Jelajah Kasepuhan Cirompang
Follow by Email
YouTube
YouTube
Instagram