Search

Kabar Terbaru

Satu Tahun Perjalanan Kelompok Perempuan Cirompang

[Cirompang, 07 Januari 2016]

evaluasi1Satu tahun sudah para perempuan Cirompang berkegiatan dalam kelompok. Berawal dari kesulitan mereka mendapatkan sayur-mayur untuk memasak sehari-hari, kelompok ini berinisiatif untuk menanam sayuran secara kolektif untuk memenuhi kebutuhan sayur di desa mereka.

“Di sini hampir gak ada yang khusus menanam sayur, tukang sayur juga jarang,” ujar Ina Winasih, Ketua Kelompok Matahari.

Ambu belajar bercerita di depan forum, tentang pengalaman berkelompok. Kelompok teh jiga apel hejo, aya kesed, aseum, tapi da enak, pada suka
Ambu belajar bercerita di depan forum, tentang pengalaman berkelompok. Kelompok teh jiga apel hejo, aya kesed, aseum, tapi da enak, pada suka

Keluhan serupa juga dirasakan oleh para perempuan lain. Keberadaan penjual sayuran keliling yang hanya satu minggu sekali, cukup menyulitkan mereka memenuhi kebutuhan sayuran bagi keluarga. Selama ini, penjual sayuran mendatangkan sayuran dari Rangkasbitung yang harus ditempuh 2 jam atau Bogor yang harus ditempuh 3 jam dengan menggunakan mobil.

Olot Amir, sebagai Ketua Kasepuhan Cirompang, mengakui keberadaan kelompok perempuan ini memperkaya produksi pertanian Cirompang. Jika selama ini Cirompang hanya menghasilkan padi, sekarang bertambah dengan sayur-mayur. Olot Amir melihat kegiatan kelompok ini sebagai hal positif yang bisa dilakukan oleh para perempuan untuk mengisi waktu luang mereka.

Alhamdulillah atuh ayeuna mah di Cirompang teh pertanian aya sayur-sayur ti ibu-ibu,” ujar Olot Amir.

“Kami mah teu bisa cacahan (ngomong) na ge,” kata mak inah. Tapi mau tampil ke depan dan cerita dengan lancar

Bagi para perempuan yang tergabung dalam kelompok ini, mengelola kelompok ternyata tidak mudah. Mereka mengakui banyak dinamika yang terjadi dalam perjalanan kelompok. Tak jarang semangat beberapa anggota menurun sehingga anggota-anggota lain harus saling memotivasi. Tapi dinamika yang terjadi tidak sampai menghentikan langkah mereka untuk tetap berkegiatan dan berkontribusi memajukan desa, terutama pertanian.

Ai di kelompok mah semangat terus, soalna banyak manfaatna,” ujar Sarheni, anggota kelompok.

Selain bisa memenuhi kebutuhan sayur sendiri, kegiatan berkebun yang dilakukan kelompok pun memberi manfaat lain bagi mereka. Setiap panen, mereka mendapat keuntungan dari penjualan sayuran yang bisa membantu pendapatan keluarga. Diakui Sarheni, berkumpul bersama kelompok juga mendekatkan tali persaudaraan di antara mereka dan selalu bisa menghibur hati karena selalu penuh senda gurau.

Oleh : Indri Guli

(Staf Divisi Pengelolaan Pengetahuan RMI)

Recent News

Foto Artikel  (15)
Menguatkan Inisiatif: Langkah Lanjutan Mendorong Pendidikan Kritis Kontekstual pada Generasi Muda
WhatsApp Image 2024-10-08 at 20.21
Semiloka “Hutan adat untuk Kesejahteraan Lahir batin Masyarakat Adat”
SAMPUL DEPAN BUKU KAMPUNG KATONG
Kampung Katong
unnamed
Melanjutkan Aksi: Memperdalam Peran Generasi Muda dalam Fasilitasi Pendidikan Kritis dan Kontekstual
1-3
Sepuluh Tahun Jokowi Ingkar Janji kepada Masyarakat Adat
4-1
Tingkatkan Kemampuan Fasilitasi, Alumni Pelatihan Fasilitator Pendidikan Lingkungan Terlibat dalam kegiatan Jelajah Kasepuhan Cirompang
2
Partisipasi Aktif Kaum Perempuan dalam Pembangunan Desa Melalui Forum Perempuan Kasepuhan
5
Beraksi Bersama: Generasi Muda Mengambil Peran Fasilitasi Pendidikan Kritis dan Kontekstual.
image
Aksi Anak dan Remaja untuk Hak Anak Atas Lingkungan di Indonesia
DSCF4752
Masyarakat Baduy dan Tantangannya: Seba Bukan Hanya Sekadar Perayaan Rutin Tahunan.
Follow by Email
YouTube
YouTube
Instagram